Lewati ke konten
Sparks Sports Academy Logo
3 Cara Efektif Mengajarkan Anak Mulai Membaca dengan Baik

3 Cara Efektif Mengajarkan Anak Mulai Membaca dengan Baik

Parenting

Anak belum tertarik untuk membaca bukunya sendiri? Tidak perlu khawatir. Dengan pendekatan yang kreatif dan sabar, membaca bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk anak. Dalam artikel ini Anda akan mendapatkan informasi mengenai tips cara mengajari anak membaca. Namun sebelum ke sana, kita coba gali dulu bersama tentang kapan sebenarnya waktu yang tepat anak belajar membaca. Baca: 7 Cara Mendidik Anak Laki-Laki dengan Pendekatan Positif Kapan Anak Mulai Belajar Membaca? Mau sekreatif apapun menerapkan berbagai tips cara mengajari anak membaca, tetapi belum waktunya anak membaca maka tidak akan memberikan perubahan signifikan. Maka dari itu penting untuk mengetahui usia berapakah anak sudah bisa belajar membaca. 1. Umumnya Mulai Tertarik di Usia 3-5 Tahun Idealnya anak mulai diajari membaca itu pada usia 6 tahun. Tetapi anak sudah bisa mulai tertarik membaca pada usia antara 3-5 tahun.  Tanda-tanda anak tertarik pada membaca adalah: 2. Awali dari Mengenal Huruf dan Suara Setelah mengetahui bahwa anak sudah tertarik dengan membaca. Anda bisa memperkenalkan kosakata, huruf, dan terus menumbuhkan kebiasaan membaca kepada anak. Anda bisa mulai mengajari huruf seperti a, i, u, e, o. Kemudian setelah itu baru berkenalan dengan huruf yang lain. Cara mengenalkannya bisa menggunakan flash card, membaca buku dengan nyaring, dan bernyanyi. Dengan bernyanyi anak bisa mengenal suara dan mengingat setiap kata dalam lagu, Anda juga bisa melakukannya dengan mengeja lirik lagu yang sedang dinyanyikan, misalnya B-I-N-T-A-N-G K-E-C-I-L. 3. Jangan Memaksa Jika Anak Belum Siap Walaupun biasanya anak mulai tertarik membaca antara usia 3-5 tahun, jangan dipaksa apabila anak belum menunjukkan ketertarikan. Beri waktu kepada anak untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam berbahasa, meningkatkan memori, dan persepsi visualnya.  Tentunya sambil Anda pantau. Ketika ketertarikan itu muncul, Anda bisa membimbingnya dengan mengenalkan dasar-dasar dalam membaca. Baca: Refleksi Orang Tua terhadap Perkembangan Anak agar Jadi Pendamping yang Lebih Bijak Cara Efektif Mengajari Anak Membaca Lebih dalam, kita akan membahas cara mengajari anak membaca pada bagian berikut: 1. Gunakan Gambar dan Lagu Penggunaan gambar untuk belajar membaca dapat dilakukan menggunakan flash card. Di dalam flash card terdapat gambar dan tulisan yang menunjukkan nama dari gambar tersebut.  Ajak Anak membaca tulisan tersebut. Selain dengan gambar, Anda juga bisa menyanyikan lagu yang mengandung alfabet. Proses hafalan pun menjadi lebih menyenangkan karena dilakukan dengan bernyanyi. 2. Bacakan Buku dengan Ekspresi Ketika sedang membacakan buku seperti dongeng, Anda bisa lebih ekspresif dan lantang dengan nada serta intonasi beragam. Penggunaan ekspresi akan membuat sesi membaca makin menyenangkan.  Anda juga bisa menirukan berbagai suara yang diceritakan oleh buku. Misalnya, suara kucing, sapi, ayam, mobil, bebek, dan lain sebagainya.  3. Ajak Anak Mengeja Lewat Permainan Cara mengajari anak membaca lainnya adalah mengeja kata. Setelah anak bisa mengeja per huruf, Anda bisa mengajak anak untuk mengeja suku kata. Anda bisa membuat suku kata dari huruf konsonan dan diikuti dengan huruf vokal. Misalnya ca, ce, ci, ci, cu, dan lainnya. Setelah anak lancar mengeja dalam satu suku kata, Anda bisa meningkatkan pembelajaran ke dua suku kata, seperti ba-ca.  Tingkatkan suku kata setiap anak sudah menguasai pelajaran sebelumnya. Untuk memudahkan proses ini, Anda bisa menggunakan kartu dengan gambar.  Untuk meningkatkan tumbuh kembang anak, selain Anda ajari secara mandiri, Anda juga bisa mendukung perkembangan anak lewat kelas Sensori di Sparks Sports Academy!  Kelas ini membantu anak memahami pola, bentuk, dan bahasa melalui permainan interaktif.  Langsung kunjungi website kami untuk melakukan pendaftaran.

04/11/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada 3 Cara Efektif Mengajarkan Anak Mulai Membaca dengan Baik
Baca Lebih Lanjut
Refleksi Orang Tua terhadap Perkembangan Anak agar Jadi Pendamping yang Lebih Bijak

Refleksi Orang Tua terhadap Perkembangan Anak agar Jadi Pendamping yang Lebih Bijak

Parenting

Refleksi orang tua terhadap perkembangan anak menjadi penting untuk didiskusikan. Tumbuh kembang anak yang optimal memang dipengaruhi oleh bagaimana orang tua melakukan perannya dalam pola asuh. Namun bukan sekadar menerapkan pola asuh. Tapi bagaimana pola asuh itu dilakukan secara bijak. Dalam artikel ini kita akan memahami pentingnya refleksi orang tua terhadap perkembangan anak agar bisa menjadi orang tua yang bijak dan tidak semena-mena. Baca: 7 Cara Mudah Mendidik Anak yang Keras Kepala Mengapa Refleksi Penting Bagi Orang Tua? Refleksi orang tua terhadap perkembangan anak amat penting karena dapat: 1. Membantu Memahami Kebutuhan Anak Memahami kebutuhan anak tidak bisa diganggu gugat. Orang tua harus dapat menyediakan kebutuhan anak. Ingat, kebutuhan anak bukan sekadar kehadiran secara materi dan fisik. Tetapi juga harus menyediakan kebutuhan psikologis, emosional, rasa aman, nutrisi, dan stimulasi. Pemahaman ini juga harus dilakukan sedini mungkin karena usia dini merupakan fase dasar terbentuknya kepribadian. 2. Menghindari Ekspektasi Berlebihan Hati-hati menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap anak, apalagi berlebihan, karena dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Mereka bisa berisiko mengalami masalah pada kesehatan mental, anak menjadi abai kepada kesehatan demi mengejar tujuan yang ingin ia capai. Dan anak mungkin berperilaku buruk karena ingin mencari jalan instan untuk meraih keinginannya. Jika menaruh harapan, pastikan sesuai kemampuan anak dan dampingi dalam tiap prosesnya. 3. Membangun Komunikasi yang Sehat Refleksi orang tua terhadap perkembangan anak selanjutnya adalah mengenai komunikasi sehat. Dengan berkomunikasi sehat, anak akan menumbuhkan rasa percaya diri, merasa berharga, hubungan dengan orang tua makin erat, dan membantu anak dapat berinteraksi bahkan menjalin hubungan dengan orang baru. Orang tua bisa menerapkan komunikasi sehat dengan selalu mendengarkan, bangun kebiasaan diskusi dan bercerita, jangan respons secara berlebihan, dan tetap tegas. Baca: Cara Memilih Mainan Edukasi Bayi yang Tepat Sesuai Usia Anak Cara Melakukan Refleksi Pola Asuh Untuk melakukan refleksi pola asuh kita bisa melakukan beberapa hal berikut, seperti: 1. Catat Perubahan Perilaku Anak Pada fase kehidupan anak akan terus mengalami perubahan. Salah satunya pada perilaku. Misalnya, cara anak mengambil keputusan, merespons masalah yang sulit, pengelolaan emosi, dan lain sebagainya. Kita bisa mencatat setiap perubahan pada perilaku anak. Apabila ada perubahan yang signifikan seperti mudah marah, impulsif, sering membantah, maka kita bisa melakukan refleksi terhadap perkembangan anak. Bila perlu melakukan konsultasi dengan profesional. 2. Evaluasi Respon Anda Saat Anak Berbuat Salah Apakah ketika anak berbuat kesalahan respons Anda adalah dengan meneriaki anak atau mengomel? Jika iya, coba dikurangi. Untuk merespons anak yang melakukan kesalahan, Anda bisa menegurnya tanpa harus bertindak kasar. Lalu tetapkan batasan yang wajar. Jangan sampai batasan itu justru membuat anak tidak bisa eksplor. Kemudian ajarkan anak hukum tabur tuai dan lebih baik berdiskusi ketika anak melakukan kesalahan agar Anda serta anak bisa mendapatkan solusi. 3. Diskusikan dengan Pasangan atau Ahli Perkembangan Anak Ingat, mendidik anak bukan tugas salah satu orang tua saja. Tapi ayah dan ibu sama-sama punya peran penting untuk tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, selalu diskusikan pola asuh dan perubahan perilaku anak. Samakan pandangan dengan cara menentukan nilai yang akan ditanamkan ke anak. Bila perlu, Anda bisa melakukan konsultasi dengan ahli perkembangan anak untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas. Menjadi orang tua bukan perkara mudah karena itu artinya harus belajar seumur hidup seiring bertambahnya usia anak. Dalam proses belajar itulah refleksi orang tua terhadap perkembangan anak penting untuk terus dilakukan. Temukan inspirasi mendidik anak dengan pendekatan terbaik di Sparks Sports Academy. Karena setiap langkah kecil orang tua sangat berarti bagi masa depan anak.  

04/11/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada Refleksi Orang Tua terhadap Perkembangan Anak agar Jadi Pendamping yang Lebih Bijak
Baca Lebih Lanjut
Cara Memilih Mainan Edukasi Bayi yang Tepat Sesuai Usia Anak

Cara Memilih Mainan Edukasi Bayi yang Tepat Sesuai Usia Anak

Parenting

Bermain memiliki banyak manfaat untuk mendukung tumbuh kembangnya. Mainan edukasi bayi dirancang khusus untuk meningkatkan dukungan tersebut. Maka dari itu penting untuk memilih mainan edukasi bayi yang tepat.  Seperti apakah mainan edukasi bayi tersebut? Silakan disimak! Mainan Edukasi Anak 1 Tahun Untuk anak berusia 1 tahun, orang tua bisa memberikan mainan berupa: 1. Mainan Berbunyi Lembut dan Berwarna Cerah Berikan anak mainan yang dapat mengeluarkan musik lembut. Mengajak anak bermain dengan suara dapat melatih ritme, pendengaran, mengenal banyak suara, suara lembut mampu meningkatkan hubungan secara emosional, dan koordinasi bagian tangan terlatih.  Sementara itu untuk mainan edukasi bayi yang memiliki warna cerah dengan kontras yang tinggi akan merangsang persepsi sensori dan visual anak.  2. Bola Lembut atau Kubus Empuk untuk Digenggam Orang tua bisa memberikan mainan edukasi bayi berbentuk bola yang lunak dan lembut. Selain itu, orang tua juga dapat memberikan kubus dengan tekstur yang empuk. Letakkan mainan-mainan tersebut dekat dengan bayi. Jangan terlalu jauh agar bayi bisa lebih mudah mencapainya. 3. Permainan Sebab Akibat Sederhana Tidak perlu mainan edukasi bayi yang ribet untuk membuat permainan sebab akibat. Anak bisa diajak bermain imajinasi. Misalnya, anak berimajinasi menjadi seorang dokter. Dari permainan imajinasi tersebut, anak belajar bahwa jika tubuh sedang sakit maka harus ke dokter untuk berobat dan sembuh. Baca: 10 Permainan Sensori Anak yang Bisa Dilakukan di Rumah Mainan Edukasi Anak 2 Tahun Untuk anak dua tahun, orang tua bisa memberikan mainan: 1. Puzzle Sederhana dan Balok Susun Bermain puzzle dan balok susun dapat meningkatkan: Manfaatnya bisa sebanyak itu karena puzzle dan balok susun karena ketika membangun atau menyusunnya anak harus konsentrasi. 2. Buku Bergambar Besar Gunakan buku yang memiliki gambar besar ketika ingin membacakan cerita untuk anak. Buku bergambar ini akan membantu anak untuk: 3. Mainan Dorong untuk Melatih Keseimbangan Mainan edukasi bayi yang satu ini bisa memiliki berbagai macam bentuk misalnya kereta api, buaya, anjing dan lain sebagainya.  Selain dapat melatih keseimbangan, mainan dorong juga dapat membantu: Baca: 7 Ide Latihan Sensori Anak yang Menyenangkan dan Manfaatnya Mainan Edukasi Anak 3 Tahun  Pada usia ini anak bisa dikenalkan dengan mainan: 1. Playdough untuk Motorik Halus Permainan playdough dikenal membantu mengembangkan motorik halus anak. Hal tersebut dapat terjadi karena selama bermain, anak akan melakukan kegiatan menggulung, meratakan, dan menekan playdough. Inilah yang akan membuat otot tangan anak menjadi berkembang. Nantinya anak akan bisa menggunting, dan memegang alat tulis.  2. Boneka atau Bermain Peran Ternyata anak juga perlu lho bermain boneka dan peran lho karena dapat membantu anak: 3. Alat Musik Sederhana Dengan bermain alat musik sederhana anak dapat mengembangkan fokus anak. Selain itu anak juga akan: Baca: Panduan Lengkap Stimulasi Anak 1-7 Tahun untuk Tumbuh Kembang Optimal Main Bersama Sparks Sports Academy Selain memberikan mainan edukasi bayi yang sesuai dengan usianya, eksplorasi anak juga dapat dioptimalkan dengan mengikuti Kelas Sensori di Sparks Sports Academy! Dengan mengikuti kelas tersebut anak akan belajar eksplor melalui aktivitas multisensori yang menyenangkan. Tunggu apalagi? Segera daftarkan anak Anda dan mari eksplor bersama!

03/11/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada Cara Memilih Mainan Edukasi Bayi yang Tepat Sesuai Usia Anak
Baca Lebih Lanjut
Panduan Lengkap Stimulasi Anak 1-7 Tahun untuk Tumbuh Kembang Optimal

Panduan Lengkap Stimulasi Anak 1-7 Tahun untuk Tumbuh Kembang Optimal

Parenting

Stimulasi anak 1 tahun penting untuk dilakukan. Bukan hanya bermain tapi juga aktivitas yang mampu memberikan rangsangan yang baik untuk tumbuh kembang anak. Anak yang masih berusia di bawah lima tahun masuk dalam periode golden age.  Pada fase tersebut berjuta-juta sambungan saraf di otak akan terbentuk dengan cepat. Maka dari itu penting untuk melakukan stimulasi tepat. Dengan pembentukan yang maksimal maka anak dapat mengembangkan kemampuan dalam berpikir, belajar, dan bersosialisasi lebih optimal.  Stimulasi anak berbeda-beda untuk setiap usianya. Lalu bagaimana cara menstimulasi anak berdasarkan usianya?  Stimulasi Anak 1-3 Tahun Kita masuk ke stimulasi anak 1 tahun hingga 3 tahun terlebih dahulu. Berikut beberapa aktivitas stimulusnya: 1 Tahun: Latih Merangkak, Berdiri, dan Bicara Sederhana Untuk stimulasi anak 1 tahun, orang tua bisa: 2 Tahun: Kenalkan Warna dan Bentuk Memasuki usia 2 tahun ajak anak untuk mengenal warna dan bentuk. Untuk warna, anak bisa dikenalkan satu atau dua jenis warna dasar dahulu.  Kemudian beritahu warna dari benda yang sedang ditunjukan kepada anak. Selain itu, pengenalan warna juga bisa dilakukan dengan eksplorasi lingkungan, nyanyian, mewarnai, dan menggambar.  Sementara itu untuk belajar bentuk, anak bisa diajak mengenal benda di sekitar mereka. Bisa dimulai dari bentuk mainan mereka. Setelah itu ajak anak untuk sama-sama menyebutkan nama benda tersebut.  3 Tahun: Mulai Bermain Peran dan Bernyanyi Ajak anak bermain peran dan bernyanyi. Dengan kegiatan tersebut, anak akan lebih kreatif, meningkatkan perkembangan fisik seperti motorik, komunikasi anak meningkat, perkembangan anak dalam sosial menjadi lebih baik. Terakhir, stimulasi tersebut dapat mengembangkan emosional anak. Baca: Tenang, Anak Tidak Bisa Fokus Masih Bisa Dilatih dengan Cara Seru Ini Stimulasi Anak 4-5 Tahun Kegiatan stimulasi anak usia 4-5 tahun lebih kompleks dari usia 1-2 tahun. Berikut caranya: 4 Tahun: Ajak Menggambar dan Berhitung Ringan  Ajak anak untuk menggambar dan berhitung. Untuk menggambar, berbagai bagian otak anak akan aktif sekaligus.  Lalu meningkatkan kreativitas, mood, observasi, memori, dan kemampuan interaksi. Sementara itu untuk berhitung anak akan mampu berpikir secara logis dan matematis.  5 Tahun: Latih Kemandirian Lewat Aktivitas Rumah Tangga Kecil  Libatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga ringan seperti membuang sampah, menyiram tanaman, memberi makan hewan, atau membawa pakaian kotor ke keranjang.  Dengan kegiatan tersebut anak menjadi bertanggung jawab, percaya diri tumbuh, komunikasi meningkat, dan hubungan dengan orang tua makin erat. Baca: 7 Aktivitas untuk Anak 2 Tahun yang Aktif, Seru dan Edukatif Stimulasi Anak 6-7 Tahun Memasuki usia 6-7 tahun anak bisa diajarkan kemampuan sosial lewat kerja tim dan penguatan kognitif serta motoriknya. Berikut stimulasi untuk anak 6-7 tahun: 6 Tahun: Tingkatkan Kemampuan Sosial Lewat Kerja Tim Untuk mengajak anak bekerja sama dalam tim, orang tua dapat melibatkan anak pada klub tertentu. Kemudian ajari mendukung orang lain, bermain berkelompok, membiasakan kegiatan tim di rumah, dan masih banyak lagi.  Dengan melatih kerja sama tim, anak akan terbiasa berinteraksi dalam kelompok, komunikasi dengan orang lain lebih baik, anak aktif, berani berpendapat, dan lebih menghargai orang.  7 Tahun: Fokus pada Penguatan Kognitif dan Motorik Ajak anak berusia 7 tahun untuk menguatkan kognitif dan motoriknya dengan cara bermain dengan puzzle, menggambar, mewarnai, membaca buku, bermain di outdoor, bermain peran, dan lain sebagainya. Bantu Stimulasi Anak Bersama Sparks Sports Academy Lengkapi stimulasi anak dengan pengalaman sensori di Kelas Sensori di Sparks Sports Academy. Kegiatan dimulai untuk stimulasi anak 1 tahun. Program tersebut mendukung tumbuh kembang anak, anak tumbuh seimbang dan percaya diri dengan aktivitas aman, menyenangkan, serta penuh dengan cinta.

03/11/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada Panduan Lengkap Stimulasi Anak 1-7 Tahun untuk Tumbuh Kembang Optimal
Baca Lebih Lanjut
Tenang, Anak Tidak Bisa Fokus Masih Bisa Dilatih dengan Cara Seru Ini

Tenang, Anak Tidak Bisa Fokus Masih Bisa Dilatih dengan Cara Seru Ini

Parenting

Pernah mengajak anak bermain atau belajar tapi anak tidak bisa fokus, gampang bosan, atau sulit mendengarkan?  Jangan khawatir menurut salah satu psikolog, Anastasia Satriyo, M.Psi., anak memang mudah bosan. Apalagi jika ia memiliki potensi intelektual yang bagus.  Namun sebagai orang tua kita juga perlu mengetahui apa yang menyebabkan anak tidak bisa fokus dan bosan? Apakah ia sudah eksplor banyak permainan atau ada hal lain? Mari kita pelajari bersama dalam artikel berikut. Penyebab Anak Sulit Fokus  Walaupun dikatakan bahwa semua anak tidak bisa fokus dan mudah bosan, tetapi ada faktor yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi, seperti:  1. Lingkungan Terlalu Ramai atau Banyak Distraksi Kondisi lingkungan yang ramai bisa menjadi penyebab anak tidak bisa fokus. Misalnya, suara kendaraan, banyak orang yang bicara, musik dengan volume keras, atau suara dari televisi.  Suara-suara tersebut membuat anak tidak bisa fokus karena mereka akan kesulitan untuk mengolah materi yang dia dapatkan.  Anak juga cenderung punya rasa penasaran yang tinggi, maka dari itu anak jadi mudah terdistraksi. Sebaliknya, lingkungan yang tenang bisa meningkatkan konsentrasi anak dalam belajar. 2. Kurang Tidur dan Nutrisi Apakah anak sudah tidur cukup? Karena kurang tidur juga menyebabkan anak tidak bisa fokus dan kelelahan ketika belajar. Pastikan untuk memenuhi kebutuhan anak dalam tidur. Berikut saran durasi tidur anak:  Selain tidur yang cukup, anak yang kurang nutrisi juga bisa sulit fokus. Anak butuh nutrisi berupa lemak, antioksidan, magnesium, besi, dan vitamin B untuk menajamkan fokus dan konsentrasi. Baca: 5 Manfaat Tidur Siang untuk Anak dan Cara Membiasakannya 3. Tidak Terbiasa Mengikuti Rutinitas Anak suka dengan rutinitas. Dengan adanya rutinitas anak lebih mudah fokus karena otak anak telah terbiasa untuk mempersiapkan dirinya melakukan suatu aktivitas.  Rutinitas juga mampu membuat anak menjadi stabil dan aman. Maka dari itu ketika anak tidak terbiasa dengan rutinitas, anak tidak bisa fokus karena adanya perubahan aktivitas yang terlalu mendadak. Cara Melatih Konsentrasi Anak Tidak perlu khawatir apabila anak tidak bisa fokus, sebagai orang tua Anda bisa melatih anak agar bisa lebih konsentrasi. Berikut beberapa caranya: 1. Ajak Bermain Permainan yang Butuh Strategi Permainan puzzle, penyusunan blok seperti bangunan akan membuat anak memahami konsep bentuk, ruang, dan ukuran.  Sebuah studi menyebutkan bahwa anak yang menyukai permainan catur, dalam hal ini adalah permainan strategi, mempunyai kemampuan kognitif lebih baik. Kemampuan kognitif di sini, termasuk di dalamnya adalah perhatian dan fokus anak.  2. Latih Fokus dengan Olahraga Ringan Dengan mengajak anak melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan, anak dapat lebih berkonsentrasi. Selain itu mood anak, kesehatan otak, kebugaran, dan pengelolaan stres menjadi lebih baik.  Ajak anak untuk berolahraga seperti berjalan-jalan pagi, main bola di halaman rumah, atau bersepeda mengelilingi komplek rumah maupun lapangan bermain.  Selain itu, olahraga seperti petak umpet dan lompat tali juga dapat orang tua coba karena keduanya dapat melatih fokus anak.  3. Gunakan Waktu Bermain Tanpa Layar Terlalu banyak menggunakan gadget bisa menyebabkan lambatnya perkembangan kognitif anak sehingga anak tidak bisa fokus.  Maka dari itu, untuk meningkatkan konsentrasi anak, sebaiknya permainan dilakukan tanpa melibatkan gadget. Bukan berarti anak tidak boleh memakai gadget, boleh asalkan ada screen time yang jelas dan disepakati. Selebihnya ajak anak bermain dengan aktif, misalnya melakukan permainan peran, membacakan cerita, mencocokkan kartu. Sehingga daya ingat dan konsentrasi anak dapat terlatih. Baca: Inilah Fakta di Balik Tiger Parenting, Efektif atau Berisiko? Belajar Atur Perhatian Anak Sambil Aktif Bergerak Setelah menerapkan semua itu, anak bisa dilatih fokus dan konsentrasinya dengan mengikuti kelas Multi Sport di Sparks Sports Academy. Program ini akan membantu anak belajar mengatur perhatian sambil menikmati berbagai permainan aktif. Selain itu, anak juga dapat membangun kepercayaan diri, minat, mengembangkan kemampuan motorik mereka sejak dini.

31/10/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada Tenang, Anak Tidak Bisa Fokus Masih Bisa Dilatih dengan Cara Seru Ini
Baca Lebih Lanjut

Paginasi pos

1 2 … 22 Berikutnya
Tema Royal Elementor Kit dibuat oleh WP Royal.