Lewati ke konten
Sparks Sports Academy Logo
Inilah Fakta di Balik Tiger Parenting, Efektif atau Berisiko

Inilah Fakta di Balik Tiger Parenting, Efektif atau Berisiko?

Parenting

Setiap orang tua tentu ingin anaknya sukses, mandiri, dan berprestasi. Namun, cara untuk mencapainya bisa berbeda-beda.  Salah satu gaya asuh yang sering menjadi perdebatan adalah tiger parenting, pola asuh yang menekankan prestasi, kedisiplinan, dan kontrol yang sangat ketat. Pertanyaannya, apakah tiger parenting benar-benar efektif dalam membentuk anak yang unggul, atau justru bisa menghambat tumbuh kembang emosional mereka? Yuk cari tahu jawabannya di artikel ini! Apa Itu Tiger Parenting? Istilah tiger parenting populer setelah Amy Chua, seorang profesor asal Amerika keturunan Tionghoa, menulis buku Battle Hymn of the Tiger Mother. Ia menggambarkan gaya asuh yang keras, disiplin tinggi, dan berfokus pada pencapaian akademik serta kesuksesan anak. Dalam pola asuh ini, orang tua berperan sangat dominan. Anak diharapkan patuh, fokus belajar, dan berprestasi tanpa banyak ruang untuk membantah. Waktu bermain atau bersantai sering dianggap buang-buang waktu. Tujuannya sebenarnya positif, yaitu agar anak tumbuh tangguh dan sukses. Namun, cara yang terlalu kaku dan penuh tekanan bisa berdampak ganda pada perkembangan anak. Baca: Kenapa Anak Belum Bisa Berdiri dan Kapan Masih Dibilang Normal Dampak Tiger Parenting Seperti dua sisi mata uang, tiger parenting memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut dampak positif dan negatif dari pola asuh ini yang perlu Anda ketahui: Dampak Positif Tiger Parenting Dampak Negatif Tiger Parenting Karena itu, orang tua perlu mencari keseimbangan antara disiplin dan kasih sayang. Tujuan pendidikan bukan hanya membentuk anak yang berprestasi, tetapi juga anak yang bahagia dan memiliki karakter baik. Baca: 10 Tips Anak Mau Makan Sendiri Tanpa Drama di Meja Makan Alternatif Pola Asuh yang Lebih Sehat Jika Anda ingin anak tumbuh mandiri tanpa kehilangan sisi emosionalnya, berikut beberapa alternatif pola asuh yang bisa diterapkan selain tiger parenting: Dengan pendekatan ini, anak bisa tumbuh disiplin seperti dalam tiger parenting, tetapi tetap memiliki keseimbangan emosional dan rasa percaya diri yang kuat. Baca: Pertumbuhan Anak Terhambat: Growth Faltering atau Stunting? Dukung Anak Bereksplorasi Lewat Sparks Sports Academy Untuk membantu anak berkembang secara positif, Sparks Sports Academy memiliki kelas Sensori yang menggabungkan stimulasi fisik, emosional, dan sosial. Di kelas ini, anak bebas bereksplorasi, bergerak aktif, dan belajar tanpa tekanan, namun tetap dalam lingkungan yang terarah. Kelas Sensori membantu anak melatih fokus, koordinasi, dan rasa percaya diri dengan cara menyenangkan. Yuk bantu si kecil bertumbuh tanpa tekanan tapi tetap penuh semangat bersama Sparks Sports Academy!

31/10/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada Inilah Fakta di Balik Tiger Parenting, Efektif atau Berisiko?
Baca Lebih Lanjut
Kenapa Anak Belum Bisa Berdiri dan Kapan Masih Dibilang Normal

Kenapa Anak Belum Bisa Berdiri dan Kapan Masih Dibilang Normal

Parenting

Setiap anak memiliki tahapan tumbuh kembang yang berbeda. Ada yang cepat belajar merangkak, ada juga yang baru bisa berjalan di usia lebih dari satu tahun. Jadi, ketika anak belum bisa berdiri, orang tua tak perlu langsung panik.  Yang penting adalah memahami apa penyebabnya dan bagaimana cara membantu si kecil agar bisa berdiri dengan aman serta percaya diri. Yuk simak ini lebih lanjut untuk tahu semua itu! Usia Normal Anak Mulai Berdiri Kemampuan berdiri adalah bagian penting dari perkembangan motorik kasar anak. Biasanya, anak mulai mencoba berdiri sendiri pada usia 9 hingga 12 bulan. Namun, setiap anak memiliki ritme yang berbeda tergantung pada beberapa faktor. Selama anak masih aktif, merespons suara, dan menunjukkan keinginan untuk bergerak, perbedaan waktu dalam mencapai kemampuan ini biasanya bukan masalah besar. Baca: Cegah Stunting pada Anak Sejak Dini dengan Cara Ini Penyebab Anak Belum Bisa Berdiri Ada berbagai alasan mengapa anak belum bisa berdiri meski sudah mendekati usia satu tahun. Beberapa di antaranya bersifat ringan dan bisa diatasi dengan stimulasi rutin, sementara sebagian lainnya perlu pengawasan lebih lanjut. Jika anak belum menunjukkan tanda-tanda ingin berdiri setelah usia 15 bulan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak atau fisioterapis untuk pemeriksaan lebih lanjut. Baca: Kapan Waktu yang Tepat untuk Baby Led Weaning? Ini Penjelasannya! Cara Melatih Anak Berdiri di Rumah Orang tua dapat membantu anak yang belum bisa berdiri dengan latihan sederhana di rumah. Berikut beberapa cara efektif untuk melatih kekuatan otot dan keseimbangan si kecil: Dengan latihan rutin dan suasana yang menyenangkan, anak akan lebih percaya diri untuk berdiri dan akhirnya berjalan sendiri. Baca: 7 Manfaat Dongeng untuk Anak, Orang Tua Wajib Tau! Latih Keseimbangan Anak Bersama Sparks Sports Academy Selain latihan di rumah, stimulasi yang tepat juga bisa didapat melalui program profesional. Di Sparks Sports Academy, tersedia kelas Sensori yang membantu anak melatih kekuatan otot, keseimbangan, dan koordinasi tubuh melalui aktivitas bermain yang aman dan menyenangkan. Kelas ini dirancang khusus untuk mendukung setiap tahap perkembangan motorik anak, termasuk kemampuan berdiri dan berjalan, agar tumbuh kembangnya optimal. Yuk bantu si kecil melangkah dengan percaya diri bersama Sparks Sports Academy!

31/10/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada Kenapa Anak Belum Bisa Berdiri dan Kapan Masih Dibilang Normal
Baca Lebih Lanjut
Cegah Stunting pada Anak Sejak Dini dengan Cara Ini

Cegah Stunting pada Anak Sejak Dini dengan Cara Ini

Parenting

Stunting pada anak bukan hanya persoalan tinggi badan yang tidak sesuai usia. Lebih dari itu, stunting berhubungan langsung dengan perkembangan otak dan fungsi tubuh anak secara menyeluruh.  Anak yang mengalami stunting berisiko memiliki kemampuan belajar lebih rendah, daya tahan tubuh lemah, serta pertumbuhan fisik yang tertinggal. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda stunting sedini mungkin agar dapat melakukan pencegahan secara tepat. Yuk simak artikel ini lebih jauh untuk tahu apa saja ciri-ciri anak stunting! Ciri-Ciri Anak Stunting Ciri stunting pada anak sering kali tampak seiring bertambahnya usia. Namun, banyak orang tua yang tidak menyadarinya sejak awal karena menganggap perbedaan tinggi badan adalah hal wajar.  Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai: Jika tanda-tanda ini muncul, segera lakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi pertumbuhan anak dan mendapatkan arahan penanganan yang tepat. Baca: 3 Ciri Gangguan Kognitif pada Anak dan Cara Mengatasinya Penyebab Anak Stunting Penyebab stunting pada anak tidak hanya berasal dari kekurangan makanan, tetapi juga faktor gaya hidup dan lingkungan. Beberapa penyebab umumnya antara lain: Dengan memahami penyebabnya, orang tua dapat mengambil langkah pencegahan yang lebih efektif untuk mendukung pertumbuhan optimal anak. Baca: Anak Sering Tetiba Rewel dan Lapar Terus, Waspadai Fase Growth Spurt Pencegahan Stunting di Masa Golden Age Masa golden age (0–5 tahun) adalah periode penting untuk memastikan anak tumbuh sehat dan cerdas. Berikut cara sederhana untuk mencegah stunting pada anak sejak dini: Baca: 5 Cara Mengajari Anak Berbicara Umur 2 Tahun agar Cepat Lancar Dukung Pertumbuhan Anak Bersama Sparks Sports Academy Selain nutrisi yang cukup, gerak aktif juga berperan penting dalam mencegah stunting pada anak. Di Sparks Sports Academy, tersedia kelas Multi Sport yang dirancang khusus untuk melatih kekuatan otot, keseimbangan, dan koordinasi tubuh anak melalui aktivitas bermain yang menyenangkan. Dengan bimbingan profesional, anak dapat tumbuh lebih aktif, percaya diri, dan sehat secara menyeluruh. Yuk dukung pertumbuhan anak sejak dini dengan memberikan pengalaman bermain yang bermanfaat di Sparks Sports Academy!

31/10/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada Cegah Stunting pada Anak Sejak Dini dengan Cara Ini
Baca Lebih Lanjut
3 Ciri Gangguan Kognitif pada Anak dan Cara Mengatasinya

3 Ciri Gangguan Kognitif pada Anak dan Cara Mengatasinya

Parenting

Kemampuan berpikir, memahami, dan mengingat merupakan bagian penting dari proses tumbuh kembang anak. Namun, pada sebagian anak, kemampuan ini bisa berkembang lebih lambat dari yang seharusnya. Kondisi ini dikenal sebagai gangguan kognitif pada anak. Gangguan kognitif dapat membuat anak kesulitan memproses informasi, memahami instruksi, atau belajar hal baru. Meski terdengar mengkhawatirkan, kabar baiknya adalah kemampuan ini masih bisa dikembangkan dengan stimulasi dan pendampingan yang tepat. Ciri Gangguan Kognitif pada Anak Mengenali gejala sejak dini membantu orang tua memberikan penanganan lebih cepat. Berikut beberapa ciri gangguan kognitif pada anak yang perlu diperhatikan: 1. Kesulitan Fokus atau Mengingat Anak tampak mudah lupa terhadap hal-hal sederhana, sulit berkonsentrasi, atau tidak bisa mempertahankan perhatian dalam waktu lama. 2. Sulit Memahami Instruksi Sederhana Anak sering kebingungan saat diminta melakukan sesuatu, meski instruksinya sederhana. Hal ini menunjukkan adanya hambatan dalam memahami informasi verbal. 3. Keterlambatan Bicara dan Belajar Anak dengan gangguan kognitif biasanya mengalami keterlambatan dalam berbicara atau membaca dibanding teman seusianya. Mereka juga bisa tampak kesulitan saat belajar mengenal angka, huruf, atau warna. Jika tanda-tanda ini muncul secara konsisten, sebaiknya segera lakukan evaluasi lebih lanjut dengan tenaga ahli agar dapat diketahui tingkat dan jenis gangguannya. Penyebab Gangguan Kognitif pada Anak Gangguan kognitif pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Berikut beberapa penyebab umumnya: 1. Kurang Stimulasi pada Masa Awal Tumbuh Kembang Otak anak berkembang pesat di usia dini. Kurangnya stimulasi sensorik dan interaksi dapat memengaruhi kemampuan berpikir dan konsentrasi mereka. 2. Faktor Genetik atau Komplikasi Kelahiran Beberapa anak mengalami gangguan kognitif akibat faktor bawaan atau komplikasi saat kehamilan dan persalinan, seperti kekurangan oksigen atau infeksi. 3. Nutrisi dan Pola Tidur yang Tidak Seimbang Kekurangan zat gizi penting seperti zat besi, omega-3, dan vitamin B kompleks dapat menghambat perkembangan otak. Begitu juga dengan pola tidur yang tidak teratur, yang dapat mengganggu fungsi memori dan fokus. Dengan memahami beberapa penyebab gangguan kognitif anak di atas bisa membantu orang tua memilih pendekatan yang paling sesuai untuk membantu anak berkembang lebih optimal. Baca: 5 Cara Mengetahui Minat dan Bakat Anak Sejak Dini Cara Mengatasi Gangguan Kognitif pada Anak Penanganan gangguan kognitif pada anak harus dilakukan secara bertahap dan konsisten. Berikut langkah-langkah yang bisa membantu: Baca: Ini Umur Ideal Bayi Mulai Belajar Tengkurap dan Cara Mempercepatnya Bangun Fokus dan Kemampuan Berpikir Anak Bersama Sparks Sports Academy Stimulasi yang menyenangkan bisa menjadi kunci dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak. Di Sparks Sports Academy, tersedia kelas Sensori yang dirancang khusus untuk melatih fokus, koordinasi, dan kemampuan berpikir anak melalui kegiatan bermain yang interaktif dan menyenangkan. Dengan pendekatan berbasis permainan, anak tidak hanya belajar, tetapi juga berani mengeksplorasi dan menikmati prosesnya. Yuk bantu anak membangun kemampuan kognitifnya sejak dini dengan cara yang seru dan positif bersama Sparks Sports Academy!

30/10/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada 3 Ciri Gangguan Kognitif pada Anak dan Cara Mengatasinya
Baca Lebih Lanjut
5 Cara Mengetahui Minat dan Bakat Anak Sejak Dini

5 Cara Mengetahui Minat dan Bakat Anak Sejak Dini

Parenting

Setiap anak lahir dengan keunikan dan potensi yang berbeda-beda. Ada yang cepat menangkap ritme musik, ada yang gemar menggambar, dan ada pula yang aktif dan senang berolahraga. Sebagai orang tua, memahami cara mengetahui minat dan bakat anak sejak dini sangat penting untuk membantu mereka berkembang secara optimal. Melalui pengamatan yang tepat dan dukungan yang konsisten, orang tua bisa membantu anak menemukan apa yang benar-benar membuatnya bahagia dan bersemangat. Yuk simak artikel ini lebih lanjut untuk mengenali minat bakat anak Anda! Tanda Anak Mulai Menunjukkan Bakatnya Bakat biasanya tidak muncul secara tiba-tiba. Ia terlihat melalui perilaku, ketertarikan, dan pola bermain anak sehari-hari. Berikut beberapa tanda yang dapat menjadi petunjuk bahwa anak mulai menunjukkan bakatnya: 1. Anak Fokus pada Satu Jenis Permainan Anak yang cenderung bermain dengan hal tertentu berulang kali biasanya memiliki minat alami pada aktivitas tersebut. Misalnya, anak yang suka menyusun balok mungkin memiliki kemampuan spasial dan logika yang baik. 2. Antusias Saat Mencoba Hal Baru Anak yang bersemangat dan ingin tahu terhadap berbagai kegiatan biasanya memiliki rasa eksplorasi tinggi. Dari sini, Anda bisa melihat bidang apa yang paling membuatnya antusias. 3. Cepat Memahami Aktivitas Tertentu Jika anak cepat menguasai sesuatu tanpa banyak diajari, itu bisa menjadi tanda adanya bakat bawaan. Misalnya, ia langsung bisa mengikuti gerakan tari atau memahami pola dalam permainan strategi. Mengamati hal-hal kecil seperti ini akan sangat membantu Anda sebagai orang tua dalam mengenali arah minat anak dengan lebih jelas. Dengan begitu, Anda dapat membantu mengembangkan minat bakat mereka. Baca: Kenapa Anak Belum Bisa Melompat dan Kapan Orang Tua Perlu Waspada Cara Orang Tua Mengenali Minat Anak Menemukan cara mengetahui minat dan bakat anak bukan soal memaksakan, tapi tentang memberi ruang bagi anak untuk bereksplorasi. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan orang tua: Dengan cara ini, Anda bukan hanya menemukan minat anak, tapi juga membantu membangun rasa percaya diri dan motivasinya. Baca: Segini Tinggi Ideal Anak 2 Tahun, Ini Penjelasannya! Ajak Anak Eksplorasi Minatnya Lewat Sparks Sports Academy Cara mengetahui minat dan bakat anak tak cukup hanya diamati. Anak juga perlu ruang untuk mencoba dan berkembang. Salah satu cara terbaik adalah melalui kegiatan olahraga yang beragam. Di Sparks Sports Academy, anak dapat mengikuti kelas Multi Sport yang memperkenalkan berbagai jenis olahraga dalam suasana menyenangkan. Dari sini, mereka bisa menemukan bidang olahraga yang paling disukai sekaligus melatih kerja sama, disiplin, dan kepercayaan diri. Jadi, yuk bantu anak menemukan passion-nya sejak dini! Karena ketika anak tumbuh sesuai dengan minat dan bakatnya, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bahagia, dan berprestasi.

30/10/2025 / Komentar Dinonaktifkan pada 5 Cara Mengetahui Minat dan Bakat Anak Sejak Dini
Baca Lebih Lanjut

Paginasi pos

Sebelumnya 1 2 3 … 22 Berikutnya
Tema Royal Elementor Kit dibuat oleh WP Royal.