Panca indra hanyalah bagian dari sistem sensori yang jauh lebih kompleks, di mana semuanya saling bekerja sama agar anak dapat mengenali, merespons, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Menariknya, ternyata bukan hanya lima indra, melainkan ada 7 sensori anak yang berperan penting dalam tumbuh kembang.
Key Takeaways
- Terdapat 7 sensori anak (taktil, visual, auditori, olfaktori, gustatori, vestibular, dan proprioseptif) yang berperan penting dalam tumbuh kembang.
- Gangguan pada salah satu sistem sensori bisa memengaruhi emosi, kecerdasan, interaksi sosial, dan koordinasi anak.
- Stimulasi sejak dini melalui aktivitas terarah sangat penting untuk mendukung integrasi sensori yang optimal.
- Sparks Sports Academy menawarkan kelas olahraga dengan kurikulum khusus untuk membantu anak melatih keseimbangan, kesadaran tubuh, dan konsentrasi.
7 Sensori Anak yang Harus Orang Tua Pahami
Dengan memahami jenis-jenis sensori anak, Anda sebagai orang tua bisa membantu mereka lebih tenang, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan sehari-hari. Berikut ini daftarnya.
1. Sistem Peraba (Taktil)
Indra peraba atau taktil adalah sistem sensorik pertama yang terbentuk sejak janin berada di dalam rahim. Melalui reseptor di kulit, indra ini berfungsi merasakan sentuhan, tekanan, suhu, hingga rasa sakit.
Anak dengan kepekaan taktil tinggi biasanya mudah merasa terganggu ketika disentuh, sedangkan anak dengan kepekaan rendah cenderung tidak menyadari jika tubuhnya kotor atau mengalami luka. Dalam kelas sensori anak, sistem ini akan distimulasi untuk mendukung perkembangan keterampilan motorik halus.
2. Sistem Penglihatan (Visual)
Berikutnya, sistem penglihatan atau visual berfungsi memproses informasi yang diterima mata dari lingkungan sekitar. Perannya tidak hanya terbatas pada seberapa jelas anak melihat objek, tetapi juga bagaimana otak menginterpretasikan apa yang mereka lihat.
Salah satu tanda anak butuh sensori visual adalah koordinasi mata dan tangan yang lemah. Misalnya, mereka mengalami kesulitan saat membaca, menyalin tulisan, atau memperkirakan jarak suatu benda. Hambatan ini bisa berdampak serius terhadap perkembangan intelektual anak jika tidak segera Anda tangani.
3. Sistem Pendengaran (Auditori)
Selanjutnya adalah sistem auditori atau indra pendengaran yang menjadi bagian penting dari 7 sensori anak. Sistem ini berfungsi memproses bunyi sekaligus memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan komunikasi anak.
Anak dengan sensitivitas tinggi pada pendengaran biasanya mudah terganggu dan cenderung menghindari suara tertentu. Sebaliknya, anak yang kurang peka seringkali lambat merespons, bahkan terhadap sapaan dari jarak dekat.
Melalui kelas latihan sensori anak, mereka diberikan stimulasi khusus untuk mengasah kemampuan auditori. Hal ini penting agar mereka bisa memahami percakapan dengan baik dan lebih mudah mengikuti instruksi.
4. Sistem Penciuman (Olfaktori)
Indra keempat adalah sistem penciuman, yang mana berperan penting dalam perkembangan memori. Sistem olfaktori berfungsi mengenali aroma dan bau tertentu.
Sehingga, pada anak dengan sensitivitas berlebih, hal ini bisa membuat mereka menolak makanan atau menghindari orang tertentu karena baunya. Sementara pada kondisi hiposensitivitas, kemampuan membedakan bau menjadi sangat lemah.
5. Sistem Pengecap (Gustatori)
Selanjutnya adalah sistem pengecap, salah satu bagian dari 7 sensori anak yang bekerja beriringan dengan penciuman dalam mengenali rasa. Anak dengan sensitivitas tinggi cenderung menjadi sangat pemilih makanan (picky eater), sementara mereka yang memiliki sensitivitas rendah bisa dengan mudah memasukkan benda-benda asing ke dalam mulut.
6. Sistem Vestibular (Keseimbangan dan Gerakan)
Sistem vestibular adalah salah satu bagian sensori yang sering terlupakan, padahal memiliki peran penting dalam perkembangan anak. Sebab, sistem vestibular bekerja sebagai pusat informasi otak yang mengatur keseimbangan, orientasi ruang, dan pergerakan.
Fungsinya membantu otak memahami apakah tubuh sedang bergerak atau diam, seberapa cepat gerakan itu terjadi, dan ke arah mana bergerak. Anak yang mengalami gangguan pada sistem vestibular biasanya lebih mudah takut terhadap aktivitas yang melibatkan gerakan, terutama pada ketinggian.
Hal ini juga bisa memengaruhi postur tubuh sekaligus menurunkan rasa percaya diri mereka. Namun, tenang saja, karena berbagai permainan sensori anak sebenarnya banyak melatih fungsi ini.
7. Sistem Proprioseptif (Kesadaran Tubuh)
Terakhir, sistem proprioseptif berfungsi memberi sinyal kepada otak mengenai posisi dan gerakan tubuh. Reseptor yang mendukung fungsi ini tersebar di otot, sendi, dan ligamen.
Jika integrasi sistem kesadaran tubuh anak tidak optimal, biasanya mereka akan kesulitan menjaga koordinasi gerak. Akibatnya, anak terlihat lebih ceroboh dan sering memberikan tekanan berlebihan pada benda yang mereka sentuh atau genggam.
Memberikan Stimulasi Terbaik pada 7 Sensori Anak
Pada intinya, ketujuh sistem sensorik di atas saling terhubung dan berperan penting dalam membentuk perkembangan anak yang berkualitas, baik dari segi kecerdasan, emosi, maupun kemampuan sosial. Untuk mendukung pengembangan sensori anak, Sparks Sports Academy Sparks Sports hadir dengan pendekatan inovatif.
Melalui berbagai kelas olahraga, Sparks Sports Academy menyusun kurikulum khusus dan menghadirkan instruktur profesional agar stimulasi sensorik anak berjalan maksimal. Fokus utama Sparks Sports terletak pada latihan sistem vestibular dan proprioseptif yang kerap terabaikan.
Setiap kegiatan di Sparks Sports Academy dirancang menjadi pengalaman sensorik yang menyenangkan sekaligus bermanfaat. Sehingga, anak bisa melatih keseimbangan, koordinasi, kesadaran tubuh, dan konsentrasi dalam suasana positif dan mendukung.