Apakah anak Anda sering menangis atau rewel setiap kali Anda pergi meski hanya sebentar? Separation anxiety adalah fase perkembangan emosional normal ketika anak merasa cemas saat berpisah dengan orang tuanya.
Kondisi ini biasanya muncul pada usia dini dan dapat berkurang seiring bertambahnya rasa aman anak. Dengan pendekatan lembut dan konsisten, orang tua dapat membantu anak melewati fase ini dengan tenang dan percaya diri.
Apa Itu Separation Anxiety pada Anak?
Separation anxiety pada anak adalah gangguan kecemasan di mana anak merasa sangat khawatir saat berpisah dengan orang tua atau figur pengasuh terdekat.
Meskipun kecemasan akan perpisahan adalah tahap perkembangan normal pada balita, gangguan ini menjadi serius jika gejalanya parah, berlangsung lama, dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejalanya bisa berupa penolakan untuk pergi sekolah, mimpi buruk tentang perpisahan, keluhan fisik (seperti sakit perut), dan perilaku menolak atau mengamuk saat akan ditinggal.

Ciri-Ciri Separation Anxiety yang Umum Terjadi
Anak yang mengalami separation anxiety biasanya menunjukkan perubahan perilaku yang cukup jelas saat berpisah dengan orang tuanya. Berikut beberapa tanda umum yang bisa Anda perhatikan!
1. Menangis atau Menolak Ditinggal Meski Sebentar
Anak sering menangis keras atau menolak saat orang tua beranjak pergi, bahkan hanya sebentar. Mereka bisa terlihat sangat gelisah dan terus mencari sosok yang membuatnya merasa aman.
2. Kesulitan Tidur tanpa Kehadiran Orang Tua
Pada anak dengan separation anxiety, tidur sendiri sering menjadi tantangan besar. Mereka hanya bisa tenang dan tertidur ketika orang tua berada di dekatnya.
3. Cemas Saat Melihat Tanda-Tanda Orang Tua Akan Pergi
Anak bisa langsung tampak panik ketika melihat orang tua bersiap pergi, seperti mengambil tas atau kunci. Rasa khawatir yang muncul bisa begitu kuat hingga membuat mereka enggan berpisah.
Cara Membantu Anak Melewati Fase Ini
Setiap anak membutuhkan waktu dan dukungan untuk bisa beradaptasi dengan momen perpisahan. Dengan pendekatan yang lembut dan konsisten, orang tua dapat membantu anak melewati fase ini dengan lebih tenang.
1. Biasakan Perpisahan Singkat Secara Bertahap
Mulailah meninggalkan anak dalam waktu singkat, lalu kembali dengan senyum agar ia merasa aman. Seiring waktu, tingkatkan durasinya secara perlahan supaya anak belajar bahwa perpisahan tidak selalu menakutkan.
2. Berikan Kenyamanan Melalui Rutinitas dan Pelukan Hangat
Saat menghadapi separation anxiety, anak membutuhkan rasa aman dari hal-hal yang familiar. Jaga rutinitas, beri pelukan hangat, dan ucapkan selamat tinggal dengan tenang agar anak tahu Anda akan selalu kembali.
3. Libatkan Anak dalam Kegiatan yang Melatih Rasa Aman dan Eksplorasi Sensori
Ajak anak bermain peran tentang perpisahan agar ia memahami bahwa perpisahan adalah hal wajar. Aktivitas ini juga melatih kepercayaan dirinya untuk beradaptasi tanpa merasa cemas berlebihan.
Tempat Aman Anak Mengeksplor Dunia Sekitarnya

Melewati fase separation anxiety bisa jadi tantangan, tapi juga kesempatan bagi anak untuk tumbuh lebih mandiri. Di kelas Sensori Sparks Sports Academy, anak belajar mengenali dunia sekitarnya lewat kegiatan yang aman dan penuh keseruan.
Melalui permainan warna, tekstur, hingga suara, stimulasi lembut ini bantu anak mengembangkan rasa ingin tahu dan kepercayaan diri. Setiap sesi juga dirancang agar anak merasa nyaman saat berinteraksi tanpa tekanan.
Dengan suasana yang hangat dan mendukung, pengalaman belajar terasa seperti bermain bersama teman. Kunjungi situs Sparks Sports Academy dan temukan cara seru bantu anak melewati masa ini dengan penuh kegembiraan!



