Stimulasi sensori adalah rangsangan pada tujuh indra utama anak yang terdiri dari indra penglihatan, pendengaran, peraba, pengecap, penciuman, keseimbangan (vestibular), dan kesadaran tubuh (proprioseptif). Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui tanda anak butuh sensori dari lingkungan sekitar.
Sebab, kurangnya stimulasi pada 7 sensori anak bisa memengaruhi tumbuh kembang anak itu sendiri, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mulai dari kesulitan belajar, kurangnya interaksi sosial, hingga masalah pengendalian emosi.
Key Takeaways
- Ada lima tanda anak butuh sensori tambahan, seperti sensitif terhadap cahaya atau suara, sulit koordinasi gerakan, sulit fokus, terlalu aktif atau pasif, dan menghindari kontak fisik.
- Aktivitas sederhana seperti melompat di trampolin, meremas bola, merayap di terowongan kain, dan bermain ayunan bisa melatih sensori anak di rumah.
- Program sensori terstruktur seperti yang Sparks Sports Academy tawarkan bisa membantu anak lebih fokus, percaya diri, dan mudah bersosialisasi.
5 Tanda Anak Butuh Sensori Tambahan
Mengutip dari Portal Jurnal UPI, sekitar 13-18% anak usia dini mengalami masalah perkembangan yang berkaitan dengan kurangnya stimulasi sensori. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali lima tanda anak membutuhkan stimulasi sensori berikut ini.
1. Terlalu Sensitif terhadap Cahaya atau Suara
Salah satu tanda anak butuh sensori yang paling mencolok adalah mudah terkejut dengan suara keras atau merasa tidak nyaman berada di ruangan yang terlalu terang. Kondisi ini akan membuat anak kesulitan beradaptasi dengan lingkungannya.
2. Kesulitan Mengkoordinasi Gerakan Tubuh
Kurangnya stimulasi sensori bisa membuat anak mengalami kendala dalam mengkoordinasikan gerakan. Mereka cenderung sering tersandung, kesulitan memegang pensil dengan benar, hingga tidak mampu menuang air ke dalam gelas dengan baik.
3. Sulit Berkonsentrasi
Anak yang mudah gelisah, cepat bosan, dan sering berganti aktivitas dalam satu waktu pendek biasanya menunjukkan sistem saraf yang belum mendapat rangsangan cukup. Kondisi ini membuat mereka sulit berkonsentrasi dan mudah terdistraksi.
4. Terlalu Aktif atau Pasif
Baik anak yang bergerak terus-menerus maupun yang cenderung enggan bergerak sama sekali juga bisa menjadi tanda anak butuh sensori. Kedua kondisi ini menunjukkan bahwa tubuh anak sedang berusaha menyesuaikan diri terhadap input sensori yang tidak seimbang.
5. Menghindari Kontak Fisik Tertentu
Ada anak yang tidak nyaman dengan pelukan, ciuman, bahkan rewel saat harus berganti pakaian. Reaksi ini biasanya merupakan bentuk perlindungan tubuh mereka terhadap rangsangan yang terasa mengganggu.
4 Aktivitas Sederhana untuk Melatih Sensori Anak
Jika anak Anda mengalami satu atau beberapa tanda di atas, Anda tidak perlu terlalu khawatir. Sebab, ada berbagai cara mudah untuk menstimulasi sistem sensori si kecil, salah satunya melalui permainan. Berikut adalah empat ide permainan sensori anak yang bisa Anda coba.
- Melompat di Trampolin: Aktivitas ini membantu anak melatih keseimbangan tubuh sekaligus melepaskan energi berlebih dengan cara yang menyenangkan.
- Meremas Bola: Gerakan sederhana seperti meremas bola bisa melatih keterampilan motorik halus, memperkuat otot tangan, dan membantu anak menyalurkan emosinya.
- Merayap di Terowongan Kain: Selain melatih koordinasi tubuh, permainan ini memberikan stimulasi terhadap kesadaran tubuhnya dengan lingkungan sekitar. Aktivitas merayap di terowongan kain juga mudah dilakukan di rumah sebagai latihan sensori.
- Bermain Ayunan: Ayunan tidak hanya menenangkan, tetapi juga merangsang sistem vestibular yang berfungsi mengatur keseimbangan dan orientasi tubuh anak.
Sparks Sports Academy: Solusi Melatih Sensori Anak dengan Cara Menyenangkan
Mengenali tanda anak butuh sensori tambahan sangatlah penting agar proses tumbuh kembang mereka tidak terganggu. Dengan memberikan stimulasi yang sesuai, misalnya melalui kelas sensori anak, Anda bisa membantu anak berkembang secara optimal.
Salah satu pilihannya adalah Sparks Sports Academy yang menawarkan program stimulasi sensori melalui aktivitas olahraga dan permainan terstruktur yang dirancang oleh tenaga ahli. Lingkungan belajar yang menyenangkan ini bisa membantu anak untuk tidak hanya bergerak aktif secara fisik, tetapi juga meningkatkan fokus, rasa percaya diri, dan kemampuan bersosialisasi dengan baik.